12/07/10

9 Gejala Stres Yang Mengejutkan


Senin, 12 Juli 2010 07:10

Sudah tahu belum, ada 9 gejala stres yang tak pernah Anda duga sebelumnya?

 

KapanLagi.com - Reni heran dengan pola tidur yang dimilikinya akhir-akhir ini. Sejak berhenti kerja, Reni jarang tidur awal. Ia baru bisa menutup mata pada jam 2-3 dini hari, dan baru bangun keesokan harinya saat jam menunjukkan angka 11. Tak sampai di situ, begitu ia bangun, kepalanya terasa berat, tenaganya melempem, dan tak ada gairah untuk beraktivitas. Yang ada hanyalah keinginan untuk tidur dan tidur terus.

Lain halnya dengan Sukma, selang sebulan setelah memeriksakan gigi ke dokter, kini giginya tiba-tiba sakit. Padahal jelas-jelas dokter mengklaim bahwa dia memiliki deretan gigi sehat yang membanggakan, tak ada masalah sedikitpun. Sukma pun juga selalu rajin sikat gigi usai makan. Kok masih bisa sakit yah?

Dua contoh kasus di atas mungkin pernah menjadi kisah Anda juga. Anda bahkan tak berhasil menemukan penyebab pastinya. Mengapa diri jadi begitu malas, pelupa, sakit-sakitan, hingga melempem? Ternyata jawabnya tak jauh-jauh dari yang namanya stres.

Stres bisa mempengaruhi seluruh keberadaan Anda, mulai dari sistem kerja otak, hormon, daya ingat, pikiran, hingga sistem pencernaan. Karena semuanya berkaitan, maka tak heran bila 9 gejala di bawah ini dinyatakan muncul karena adanya gangguan stres. Apa sajakah itu? Kita intip bersama yuk!

Sakit otot

Rasa sakit di leher yang berkepanjangan mungkin terjadi karena Anda duduk terlalu lama di depan komputer, namun hal ini bisa juga terjadi karena Anda sedang tertekan. Stres mempengaruhi sistem kerja otot, sehingga menimbulkan tegang dan kejang pada otot. Untuk mengatasinya, ambil nafas dalam-dalam sebanyak 5-10 kali dan relakskan tubuh. Untuk melemaskan otot leher, putar leher perlahan atau minta pijat pundak dari suami tercinta. Tidak jarang saya merasa sakit otot di bagian pundak hingga leher. Seringnya saat saya duduk di depan laptop.

Mata kejang

Orang Jawa bilang 'mata berkedut'. Jika salah satu mata Anda sering berkedut, maka bisa jadi ini juga merupakan dampak stres (bukan karena ada yang menggosipkan kita seperti yang dipercaya orang-orang kuno). Kondisi ini dikenal sebagai blepharospasm. Untuk mengatasinya, tutup mata sambil membayangkan tempat yang menyenangkan. Atau, jaga mata agar tidak sampai terlalu letih. Jika Anda menatap lama ke layar komputer, maka alihkan pandangan tiap 20 menit sekali ke arah lain, jendela atau pemandangan alam. Jika tak ada yang bisa ditonton, maka tutup mata dan bayangkan panorama. Waktu terakhbir, saya merasa mata saya mengalami masalah dan saya sekarang mengerti akar permasalahan mata saya. Stress.

Kulit kasar

Apakah kulit dan kuku Anda tampak kusam tak terpelihara? Coba ingat, apakah saat gelisah Anda selalu menggigit bibir atau kuku? Hal ini lumrah dilakukan oleh kebanyakan wanita. Untuk menghindari kerusakan kulit dan kuku, carilah pelarian yang lain, misalnya dengan meremas-remas bola karet kecil, atau hal lain yang tak melukai tubuh. Ini bisa menjadi pelampiasan sehat untuk pikiran yang sedang galau.

Gigi lubang

Kita semua tahu bahwa lalai memelihara gigi bisa membawa gigi pada masalah besar seperti lubang, namun ternyata stres juga bisa jadi penyebabnya. Terutama bila hal ini terjadi saat Anda mengertakkan gigi. Akibatnya, kebiasaan buruk ini bisa mengikis permukaan email gigi dan merusaknya. Lebih baik tuangkan semua kekesalan di atas kertas, atau bicarakan itu dengan orang lain, agar Anda merasa lebih tenang menjelang tidur. Bila kebiasaan belum hilang juga, maka segera temui dokter. Kadang kala, saya (penulis blog ini) merasakan gatal pada gigi pula.

Bintik merah

Mungkin hal ini terdengar aneh, namun kulit bisa menjadi barometer pengukur apakah Anda sedang penuh beban pikiran atau tidak. Stres bisa menimbulkan munculnya ruam atau bintik merah di area perut, punggung, tangan, dan wajah. Saat penyebab munculnya bintik merah itu tidak terdeteksi, maka beberapa ahli percaya itu timbul karena dampak stres yang mempengaruhi sistem imun. Hormon histamin yang dilepas menyebabkan timbulnya rasa gatal. Tarik nafas dalam-dalam bisa meredakan stres dan memasok cukup oksigen ke dalam tubuh, sehingga mampu mencegah timbulnya ruam.

Tak selera

Tekanan batin juga bisa membuat perut 'putus asa'. Mengkhawatirkan seseorang atau masalah yang terjadi itu normal, namun terobsesi tentang hal itu jelas tidaklah tepat. Jika kegelisahan membuat Anda enggan makan, maka biarkan air hangat mengalir melalui jari2 Anda, cara ini bisa membuat rasa muak akan makanan menjauh. Ya, salah satu hal ini yang buat tubuh saya tetap berukuran slim hingga detik ini, hehe

Melempem

Merasa melempem? Stres menyebabkan tubuh 'menyentak' adrenalin sehingga Anda jadi mengantuk terus. Stres juga bisa mengacaukan jam tidur, sehingga Anda selalu bangun dalam keadaan lelah. Apa yang harus dilakukan? Tidurlah lebih awal. Atau, luangkan 30 menit untuk tidur siang dan jangan merasa bersalah karenanya. Saat bangun Anda akan lebih fokus. Terjadi hal ini selama liburan sekolah saya. Karena saya tidak dapat mengatur waktu tidur sebab lupa waktu saat online, hahaha

Pikun

Tanyalah pada wanita kenalan Anda yang Anda tahu selalu mencoba mengatasi segalanya sendirian. Dia pasti mengaku bahwa ada hal-hal yang terlupakan. Kunci hilang, lupa janji, hingga tak dapat mengingat di mana ia menaruh kacamata untuk terakhir kalinya. Penelitian menunjukkan bahwa stres kronis berhubungan dengan menyusutnya ukuran hippocampus yang bertanggung jawab untuk daya ingat. Namun untunglah, ukuran tersebut bisa kembali normal ketika stres berkurang. Jika ingin daya ingat tetap baik, maka segera lawan gejala stres dengan berolahraga. Jalan pagi, jogging, atau dansa, bisa membuat otak tetap tajam dan membantu Anda siap menghadapi momen-momen stres yang akan datang. Sering kali, teman-taman saya mengakatakan bahwa saya pelupa, bahkan teman terdekat saya berikan saya julukan ama (dalam bahasa tiociu artinya nenek). Namun, tidak sepenuhnya kepikunan saya ini berakhir pada hal buruk. Terkadang, saya manfaatkan untuk menyelamatkan diri dari kesalahan. Misalnya jika saya tidak membawa buku, saya beralasan lupa, hehehe :p

Bingung

Lusi bahkan tak tahu ingin makan di mana. Ia juga bingung mau pakai apa untuk bekerja, mau naik apa. Lusi seperti orang yang hilang akal. Hal ini menunjukkan bahwa beban pikiran bisa mengganggu konsentrasi seseorang karena hormon stres mampu menetap lama di otak. Untuk memperbaharui fokus, bergeraklah. Keluarkan stres dari tubuh dengan bergerak aktif. Jalan pagi di bawah siraman matahari pagi bisa memicu produksi serotonin yang bisa meningkatkan mood dan vitamin D juga membantu meningkatkan sistem imun. Yap, terkadang hal yang satu ini saya anggap sebagai area bosan. Terkadang kalau saya merasa kebingungan, saya akan beralasan bahwa saya bosan. Misalnya saat memilih jenis makanan untuk santapan malam, saya bingung jika ditanya "Kamu mau makan apa?".

Jika ada beberapa gejala di atas yang mewarnai pembawaan diri Anda hari-hari ini, segera lakukan sesuatu. Jangan tinggal diam, sebab hanya Anda yang bisa menyelamatkan diri Anda dari bahaya stres. (wo/meg)