18/09/10

Cara memperoleh anak kembar-lagi

VIVAnews - Banyak pasangan suami istri yang mengharapkan memiliki anak kembar. Kelahiran kembar yang terjadi saat ini memang semakin banyak dan tidak selalu ditentukan oleh faktor keturunan. Jika Anda dan pasangan ingin mempunyai anak kembar, ketahuilah faktor-faktor yang memungkinkan Anda bisa memilikinya.

Faktor usia sangat mempengaruhi kehamilan kembar. Beberapa kasus kehamilan kembar dua atau lebih

di Amerika, seperti vivanews kutip dari shine.yahoo.com, banyak terjadi pada wanita yang berusia 35 tahun ke atas. Bisa dikatakan, jika seorang wanita hamil di bawah usia 25 tahun kesempatan memiliki anak kembar lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang hamil di usia 35 tahun ke atas.



Perkembangan teknologi kesehatan saat ini juga mempermudah pasangan untuk membuat program bayi kembar. Bisa dengan diberikan obat-obatan tertentu atau fertilisasi in-vitro. Antara tahun 1973 dan 1990, kelahiran kembar meningkat dan jumlahnya sama dengan kelahiran tunggal, kelahiran triplet pun juga meningkat (Obstetrics and Gynecology 1994; 84:101-6).

Jika keluarga Anda memiliki keturunan kembar, maka kemungkinan Anda memiliki anak kembar cukup besar, terutama kehamilan kembar fraternal (dizygotic). Hamil kembar memang biasanya diwariskan dari garis keturunan ibu.

Jika ibu atau nenek Anda memiliki garis keturunan kembar, maka kemungkinan memiliki anak kembar lebih besar. Garis keturunan ayah juga bisa memungkinkan kehamilan kembar, tetapi kemungkinannya lebih kecil jika dibandingan dengan garis keturunan ibu.
• VIVAnews 



Tanya:
Saya (28) sedang menjalani program punya momongan. Keinginan terbesar saya adalah memiliki anak kembar. Apakah ada metodenya agar saya dapat mengandung anak kembar? Saya memiliki saudara kembar. Seberapa besar kemungkinan saya juga mempunyai anak kembar?

Dewasa ini memang banyak kemudahan (yang ditunjang oleh teknologi) untuk dapat memenuhi keinginan pasangan untuk mendapatkan kehamilan kembar. Namun demikian, pada akhirnya tentu hanya Yang Maha Kuasa yang menentukan segalanya.

Jawab :
Mengingat Anda mempunyai keturunan kembar, maka kemungkinan terjadi kehamilan kembar lebih besar dibandingkan dengan pasangan lain yang tidak mempunyai keturunan kembar. Kehamilan kembar dapat pula terjadi pada ibu yang diberi obat pemicu tumbuh-kembang sel telur, karena adanya masalah pada fungsi indung telur (ovarium).

Pada kasus seperti ini, biasanya terjadi pematangan dan pelepasan sel telur lebih dari satu, yang kemudian dibuahi oleh lebih dari satu sel mani pula, hingga terjadi kehamilan kembar. Pembuahan dapat terjadi secara alami di dalam saluran telur, atau di laboratorium pada kasus bayi tabung.

Di Amerika, angka kehamilan kembar meningkat tajam (52%) dalam 20 tahun terakhir ini. Hal tersebut diduga akibat tingginya masalah infertilitas dan pemakaian obat pemicu ovulasi. Sembilan puluh empat persen dari kehamilan kembar tersebut merupakan kembar 2, dan 2/3 darinya adalah kembar non- identik (dizygote).

Kembar identik (monozygote) terjadi bila sebuah sel telur dibuahi oleh 1 sel mani dan kemudian tumbuh menjadi 2 embrio yang kelak akan serupa jenis kelamin dan golongan darahnya. Bayi hasil kembar identik ini mendapat ‘makanan’ dari satu plasenta (ari-ari) di dalam rahim.

Yang perlu Anda ketahui, dalam dunia kedokteran, kehamilan kembar merupakan salah satu kehamilan yang berisiko tinggi, sehingga memerlukan pengawasan ketat untuk menjamin kesehatan ibu dan janin-janinnya. Penelitian membuktikan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan kembar mempunyai risiko lebih besar untuk menderita beberapa kelainan atau penyakit, dibanding ibu dengan kehamilan tunggal.

Penyakit atau kelainan tersebut antara lain adalah pre-eklampsi/eklampsi (penyakit dalam kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi, pembengkakan, dan protein dalam urine), kekurangan darah (anemia) dengan segala komplikasinya, melahirkan bayi preterm (sebelum waktunya), adanya kelainan bawaan pada janin, dan perdarahan saat melahirkan.

Dalam batas tertentu, kelainan yang tidak diinginkan tersebut dapat dicegah dan didiagnosis sedini mungkin, asalkan si ibu teratur memeriksakan diri dan menjaga kesehatan selama hamil semaksimal mungkin.
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca, silahkan tulis komentarmu di sini :) Saya akan sangat senang untuk meresponnya