Materi kelas 3 SMA. Dulunya ini tugas kelompok saya, mau saya hapus rasanya sayang juga padahal sudah rangkum susah payah. Jadi, saya bagikan saja di sini siapa tahu ada yang memerlukan. Perlu dicatat, jujur saja rangkuman ini perlu dicek ulang karena waktu yang singkat memaksa saya dan kelompok mengerjakan seadanya.
A. Pengertian industri
1.
Definisi Industri
Industri adalah
suatu kegiatan memproses untuk mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi.Industri adalah
2.
Tujuan pembangunan Industri
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
c. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan Iptek
d. Meningkatkan produktivitas kerja masyarakat indonesia
e. Memperluas pemerataan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
f. Meningkatkan pendapatan negara melalui peningkatan ekspor hasil industri ke luar negeri
g. Memperkuat stabilitas nasional Hankamnas dalam rangka memperkokoh ketahan nasional.
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
c. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan Iptek
d. Meningkatkan produktivitas kerja masyarakat indonesia
e. Memperluas pemerataan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
f. Meningkatkan pendapatan negara melalui peningkatan ekspor hasil industri ke luar negeri
g. Memperkuat stabilitas nasional Hankamnas dalam rangka memperkokoh ketahan nasional.
4. Faktor
penghambat.
1. Kekurangan modal kerja
2. Terbatasnya tenaga kerja yang terampil dan ahli
3. Pemasaran hasil industri yang kurang lancar
4. Kualitas barang rendah.
5. Infrastruktur kurang memadai
6. Komponen bahan baku masih tergantung negara lain
7. Sikap mental ,asyarakat menyukai produk luar negeri
8. Adanya iklim usaha yang tidak sehat dan terjadi monopoli.
1. Kekurangan modal kerja
2. Terbatasnya tenaga kerja yang terampil dan ahli
3. Pemasaran hasil industri yang kurang lancar
4. Kualitas barang rendah.
5. Infrastruktur kurang memadai
6. Komponen bahan baku masih tergantung negara lain
7. Sikap mental ,asyarakat menyukai produk luar negeri
8. Adanya iklim usaha yang tidak sehat dan terjadi monopoli.
5.
Industri-industri penting di Indonesia
1.
Industri Pertanian
Industri
pertanian merupakan industri yang banyak di anggap orang sebagai industri yang
kuno dan tidak menguntungkan, namun industri pertanian justru menjadi industri
yang penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri pertanian yang
menghasilakn bahan pokok bagi kebutuhan pokok manusia.
Indonesia
memiliki prospek yang memadai bila industri pertanian ini di kembangkan. Karena
negeri ini memiliki modal utama yaitu kekayaan sumber daya alam. Selain itu
jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar
2.
Industri rokok
Industri
rokok di tanah air tetap merupakan sebuah industri yang eksotis dengan jumlah
perokok terbesar nomer tiga di dunia setelah China dan India. Kian tahun juga
makin banyak perokok belia yang dengan mudah terseret dalam pusaran asap yang
terus menari-nari.
6.
Dampak positif
1. Terpenuhnya kebutuhan masyarakat oleh hasil industri dalam negeri
2. Industri turut meningkatkan devisa bagi negara
3. Pembangunan industri berarti membutuhkan tenaga kerja yang mengurangi pengangguran
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat
5. Memungkinkan pendapatan masyarakat
6. Mendorong masyarakat berfikir lebih maju dan konomis
7. Memudahkan usia perkawinan generasi muda.
1. Terpenuhnya kebutuhan masyarakat oleh hasil industri dalam negeri
2. Industri turut meningkatkan devisa bagi negara
3. Pembangunan industri berarti membutuhkan tenaga kerja yang mengurangi pengangguran
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat
5. Memungkinkan pendapatan masyarakat
6. Mendorong masyarakat berfikir lebih maju dan konomis
7. Memudahkan usia perkawinan generasi muda.
7. Dampak
negatif.
1. Menyempitnya luas lahan pertanian yang subur karena pembangunan industri memerlukan lahan yang cukup luas,baik untuk mendirikan industri,maupun untuk prasarana lain,seperti perumahan
2. Industri menyebabkan terjadinya pencemaran,terutama pencemaran udara,air,tanah,dan suara.limbah industry yang tidak melalui pengolahan lebih dulu akan merugikan kesehatan dan mata pencaharian petani di sekitarnya
3. Timbulnya sikap dan perilaku hidup yamg lebih menyukai buatan luar negeri
4. Terjadinya urbanisasi yang meningkat di kota-kota
5. Tumbuhnya perilaku konsumerisme dalam masyarakat dan gaya hidup yang boros
6. Pengaruh terhadap perubahan adat istiadat/norma yang berlaku pada semua masyarakat.
1. Menyempitnya luas lahan pertanian yang subur karena pembangunan industri memerlukan lahan yang cukup luas,baik untuk mendirikan industri,maupun untuk prasarana lain,seperti perumahan
2. Industri menyebabkan terjadinya pencemaran,terutama pencemaran udara,air,tanah,dan suara.limbah industry yang tidak melalui pengolahan lebih dulu akan merugikan kesehatan dan mata pencaharian petani di sekitarnya
3. Timbulnya sikap dan perilaku hidup yamg lebih menyukai buatan luar negeri
4. Terjadinya urbanisasi yang meningkat di kota-kota
5. Tumbuhnya perilaku konsumerisme dalam masyarakat dan gaya hidup yang boros
6. Pengaruh terhadap perubahan adat istiadat/norma yang berlaku pada semua masyarakat.
B. Klasifikasi industri
berdasarkan:
1. Jumlah tenaga kerja
Berdasarkan
jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a.
Industri kecil, yaitu industri
yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil
adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng,
industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
b.
Industri sedang, yaitu industri
yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang
adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
c.
Industri besar, yaitu industri
dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah
memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan
saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan
dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri
mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
2. Produktifitas
perorangan
Berdasarkan
produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a.
Industri primer, yaitu industri
yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut.
Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan
secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri
makanan dan minuman.
b.
Industri sekunder, yaitu
industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih
lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang,
industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c.
Industri tersier, yaitu
industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau
digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa
layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya:
industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri
pariwisata.
3. Modal dan penggunaan
tenaga kerja
1.
Industri padat modal, adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya
besar
Untuk
kegiatan operasional maupun pembangunannya.
2. Industri padat karya, adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga
2. Industri padat karya, adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga
kerja
atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
4. Tahapan produksi
Berdasarkan
proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
a.
Industri hulu, yaitu industri
yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini
sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan
industri baja.
b.
Industri hilir, yaitu industri
yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang
dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya:
industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler
5. Pengelolaan
Berdasarkan
subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a.
Industri rakyat, yaitu industri
yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri
makanan ringan, dan industri kerajinan.
b.
Industri negara, yaitu industri
yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN,
misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan,
industri perminyakan, dan industri transportasi.
6. Asal modal
Berdasarkan
modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a.
Industri dengan penanaman modal dalam
negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah
atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri
pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
b.
Industri dengan penanaman modal asing (PMA),
yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri
komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.
7. Hasil produksi
Berdasarkan
barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a.
Industri berat, yaitu industri
yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri
alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
b.
Industri ringan, yaitu industri
yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri
obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.
8. Jenisnya menurut pemerintah RI
Pengklasifikasian
industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986
yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun
pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
a. Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri
Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang
tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok
IKD adalah sebagai berikut:
1)
Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan
kimia tekstil.
2)
Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan
industri kaca.
3)
Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4)
Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan
industri ban.
b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika
(IMELDE)
Industri
ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin
berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini
adalah sebagai berikut:
1)
Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor,
mesin hueler, dan mesin pompa.
2)
Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer,
excavator, dan motor grader.
3)
Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan
mesin pres.
4)
Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5)
Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
6)
Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
7)
Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang
kendaraan bermotor.
8)
Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
9)
Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri
alumunium, dan industri tembaga.
10)
Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
11)
Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan
pabrik, the blower, dan kontruksi.
c. Aneka Industri (AI)
Industri ini merupakan industri yang
tujuannya menghasilkan bermacam macam barang kebutuhan hidup sehari-hari.
Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1)
Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2)
Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin
jahit, televisi, dan radio.
3)
Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik,
obatobatan, dan pipa.
4)
Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan
makanan kemasan.
5)
Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan
marmer.
d. Industri Kecil (IK)
Industri
ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan
teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya:
industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah
(gerabah).
9. Lokasi
Keberadaan
suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.
Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a.
Industri berorientasi pada pasar
(market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati
daerah persebaran konsumen.
b.
Industri berorientasi pada tenaga
kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan
mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak
angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c.
Industri berorientasi pada pengolahan
(supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau
ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat
dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat
dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang
minyak).
d.
Industri berorientasi pada bahan baku,
yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya:
industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan
berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e.
Industri yang tidak terikat oleh
persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang
didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat
didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat
luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik,
industri otomotif, dan industri transportasi.
C. Lokasi
industri
Pemilihan
dan penentuan lokasi industri yang akan didirikan memiliki arti yang sangat
penting dalam menyediakan kebutuhan penduduk karena sangat mempengaruhi
kelangsungan proses kegiatan yang bersangkutan.Penentuan lokasi harus strategis
karena semakin strategis suatu tempat untuk kegiatan industri berarti akan
semakin besar peluang untuk meraih keuntungan dan kelanjutan suatu industri.
Pemilihan dan penentuann suatu lokasi adalah untuk memperbesar tingkat
pendapatan dan mengurangi biaya produksi sehingga akan diperoleh keuntungan
maksimal.
1.
Tujuan
penentuan lokasi:
Untuk
memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih pangsa pasar
yang lebih luas.
2.
Lokasi
Industri berdasarkan bahan baku (Raw Material Oriented Industry):
Industri berorientasi pada bahan baku adalah sebuah indutri
yang didirikan di sekitar lokasi terdapatnya bahan baku bagi industri tersebut.
Industri jenis ini umumnya adalah industri primer dari bidang pertanian adan
pertambangan. Kedua industri tersebut mengolah bahan baku di tempat tersedianya
bahan baku.
Sebuah industri dapat berorientasi pada bahan baku antara
lain karena hal-hal berikut ini:
-
Memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk mengangkut bahan
baku daripada untuk mengangkut produk hasil industri.
-
Berat bahan baku lebih besar daripada berat barang hasil
produksi.
-
Bahan baku yang digunakan mudah rusak sehingga sangat
beresiko jiak harus diangkut terlebih dahulu.
3.
Lokasi
Industri berdasarkan pasar ( Market Oriented Industry):
Industri yang
beriorientasi pada pasar adalah industri yang didirikan dekat dengan konsumen
sebagai pelanggan hasil produksi. Namun, istilah dekat dengan pasar bukan
semata-mata berarti jaraknya harus dekat dengan pasar, melainkan maksudnya
adalah memiliki akses yang mudah, murah , dan cepat sampai ke konsumen karena
tersedianya sarana transportasi yang memadai. Sebuah industri berorientasi pada
pasar antara lain karena hal-hal berikut ini:
-
Produk hasil industri memerlukan daerah
pasar yang sangat luas.
-
Memerlukan biaya yang sangat tinggi
untuk mengangkut produk hasil industri daripada mengangkut bahan baku.
-
Produk hasil industri mudah rusak
sehingga sangat beresiko jika harus diangkut terlebih dahulu.
4.
Lokasi
Industri berdasarkan Sumber tenaga (Energy Resources Oriented Industry):
Kegiatan industri sangat membutuhkan tenaga / energi untuk
menggerakkan mesin-mesin produksi, misalnya: kayu bakar, batubara, listrik,
minyak bumi, gas alam, dan tenaga atom/nuklir. Suatu industri yang banyak
membutuhkan energi, umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi
tersebut.
5.
Lokasi
Industri berdasarkan tenaga kerja (Labour Oriented Industry):
-
Industri yang berorientasi pada tenaga kerja adalah sebuah
industri yang didirikan di tempat-tempat yang banyak penduduknya, misalnya
industri kecil.Sebuah industri berorientasi pada tenaga kerja antara lain
karena hal-hal berikut ini:
-
Pengolahan produk lebih mengandalkan tenaga manusia.
-
Industri membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak dan
murah.
-
Industri banyak membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan.````
6. Lokasi
industri berdasarkan biaya angkutan:
Pemilihan
dan penentuan lokasi industri sebaiknya didirikan di daerah yang memiliki
transportasi baik, mudah , dan lancar sehingga tidak mengganggu pemasaran
produk industri maupun pengangkutan bahan mentah. Dengan angkutan yang lancar
akan memudahkan mengembangkan industri.
`
7.
Lokasi industri berdasarkan
peraturan dan lingkungan:
Untuk
meghindari dampak sosial-ekonomi dan lingkungan dari industri yang cukup
besar,penentuan lokasi industri juga harus memperhatikan aturan dan
lingkungan. Pada satu sisi, keberadaan
industri mampu menyerap tenaga kerja yang besar dan meningkatkan pendapatan
masyarakat tetapi pada sisi lain industri juga menimbulkan pencemaran dari
berbagai jenis limbah yang dibuangnya.Limbah-limbah tersebut mencemari air
permukaan dan air tanah serta udara dan tanah. Sehingga akan menyebabkan
menurunnya tingkat kesehatan manusia.Secara sosial , industri juga mampu
menarik masyarakat dari daerah lainnya untuk bekerja dan tinggal di sekitar
lokasi industri, sehingga terjadi konsentrasi penduduk dan pemukiman dengan
berbagai dampak sosialnya seperti konflik antara penduduk asli dan pendatang,
kriminalitas dll.
Menyadari dampak tersebut pemerintah
menyusun berbagai ketentuan terkait dengan lokasi industri:
§ Setiap
industri wajib memiliki izin lokasi pendirian usaha / kegiatan.
§ Penentuan
lokasi industri harus memperhatikan tata ruang yang sudah disusun oleh
pemerintah.
§ Setiap
daerah yang sudah memiliki tata ruangnya masing-masing, termasuk zonafikasi
untuk industri, sehingga tidak diperbolehkan membangun industri tertentu di
wilayah yang diperuntukkan bagi pemukiman dan pendidikan.
§ Penentuan
lokasi industri harus memperhatikan pendapat masyarakat, sehingga tidak
menimbulkan pertentangan pada kemudian hari.
8.
Lokasi
industri berdasarkan Weber:
Seorang ahli ekonomi
Jerman ,Alfred Weber mengemukakan teorinya tentang lokasi industri berhubungan
dengan least cost location. Teori Weber pada intinya menyatakan bahwa
lokasi-lokasi industri dipilihkan di tempat-tempat yang memerlukan biaya yang
paling minimal.Guna memperoleh lokasi industri tersebut Weber mengemukakan 6
kondisi :
§ Wilayah
yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Khusus penduduk
berhubungan dengan keterampilan dan penguasaan keterampilan serta pemerintahan.
§ Sumber
daya / bahan mentah. Tidak semua jenis SDA terdapat di setiap tempat. Sebagai
contoh ,pasir dan air terdapat di tempat-tempat tertentu saja.
§ Upah
tenaga kerja. Ada upah yang merupakan hasil dari persaingan antar penduduk.
§ Biaya
transportasi. Besarnya biaya transportasi bergantung dari bobot bahan mentah
yang diangkut/dipindahkan, serta jarak antara terdapatnya bahan mentah dan
lokasi pabrik.
§ Terdapatnya
kompetensi antarindividu. Setiap industri selalu melakukan persaingan terutama
untuk memperoleh pasar yang lebih besar.
§ Manusia
selalu berpikir rasional.Manusia selalu
menggunakan akal dan pikirannya untuk bertindak, termasuk dalam pengembangan
industri.
§
D. Aglomerasi Industri
1. Pengertian Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri adalah pengumpulan atau pemusatan industri-industri di suatu kawasan tertentu. Aglomerasi bisa dibagi mencadi dua macam, yaitu aglomerasi primer di mana perusahaan yang baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan lama, dan aglomerasi sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan yang lama.
Salah satu keuntungan dengan adanya aglomerasi industri adalah menghemat biaya produksi karena dapat terjadinya hubungan fungsional antara pabrik/industri yang ada di lokasi tersebut. Hubungan fungsional itu terjadi karena ada beberapa industri yang belum mampu memenuhi seluruh kebutuhannya secara mandiri.
Secara umum ada tiga macam hubungan fungsional antar industri, yaitu:
1. Hubungan produksi (Production Linkages)
Di dalam hubungan ini terdapat barang-barang yang bergerak dari perusahaan ke perusahaan lain sebagai proses rangkaian industri. Contohnya industri susu akan menyalurkan sebagian produksinya ke industri minuman yogurt atau industri kain akan menyalurkan sebagian produksinya untuk industri pakaian jadi.
2. Hubungan pelayanan (Service Lingkage)
Pada dasarnya sebuah perusahaan tidak akan mampu mencukupi kebutuhuannya sendiri. Salah satu dari kebutuhan yang diperlukan oleh suatu perusahaan adalah hubungan pelayanan dari perusahaan lain, misalnya dalam hal jasa cleaning service, penyediaan makanan, kurir, dll.
3. Hubungan pemasaran (market Linkages)
Hubungan pemasaran akan melibatkan bagian yang terpisah, yaitu bagian yang bertugas menjual dan mendistribusikan hasil produksi dari sebuah industri. Di dalam pengertian itu terdapat hubungan antara perusahaan yang akan membuat kemasan, para tengkulak, dan agen-agen penjualan. Hubungan tersebut sangat penting dalam rangka mendistribusikan hasil produksi sampai kepada konsumen akhir.
2. Sebab Terjadinya Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri dilakukan dengan berbagai sebab, antara lain:
a. Adanya persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
b. Melaksanakan segala bentuk efisiensi di dalam penyelenggaraan industri
c. Untuk meningkatkan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
d. Untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan industri
e. Untuk mempermudah kontrol dalam hubungan tenaga kerja, bahan baku, dan pemasaran
f. Tenaga kerja tersedia banyak dan banyak yang memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik dibanding di luar daerah tersebut.
g. Industri lain mendekati sumber bahan untuk aktifitas produksi yang dihasilkan oleh industri yang sudah ada untuk saling menunjang satu sama lain.
h. Untuk menyongsong dan mempersiapkan perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik yang dimulai tahun 2020
i. Melakukan pemerataan lokasi industri sesuai dengan jumlah secara tepat dan berdaya guna serta menyediakan fasilitas kegiatan industri yang berwawasan lingkungan
3. Tujuan Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri dilakukan dengan tujuan agar dapat menekan biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
4. Pengertian Deglomerasi Industri
Deglomerasi adalah suatu kecenderungan Industri untuk memilih lokasi usaha yang terpisah dari kelompok lokasi Industri lain.
Beberapa sebab yang memicu terjadinya deglomerasi :
a. Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat industri
b. Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak dipakai untuk perumahan dan kantor pemerintah.
c. Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat.
d. Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan upah buruh masih rendah.
1. Pengertian Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri adalah pengumpulan atau pemusatan industri-industri di suatu kawasan tertentu. Aglomerasi bisa dibagi mencadi dua macam, yaitu aglomerasi primer di mana perusahaan yang baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan lama, dan aglomerasi sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan yang lama.
Salah satu keuntungan dengan adanya aglomerasi industri adalah menghemat biaya produksi karena dapat terjadinya hubungan fungsional antara pabrik/industri yang ada di lokasi tersebut. Hubungan fungsional itu terjadi karena ada beberapa industri yang belum mampu memenuhi seluruh kebutuhannya secara mandiri.
Secara umum ada tiga macam hubungan fungsional antar industri, yaitu:
1. Hubungan produksi (Production Linkages)
Di dalam hubungan ini terdapat barang-barang yang bergerak dari perusahaan ke perusahaan lain sebagai proses rangkaian industri. Contohnya industri susu akan menyalurkan sebagian produksinya ke industri minuman yogurt atau industri kain akan menyalurkan sebagian produksinya untuk industri pakaian jadi.
2. Hubungan pelayanan (Service Lingkage)
Pada dasarnya sebuah perusahaan tidak akan mampu mencukupi kebutuhuannya sendiri. Salah satu dari kebutuhan yang diperlukan oleh suatu perusahaan adalah hubungan pelayanan dari perusahaan lain, misalnya dalam hal jasa cleaning service, penyediaan makanan, kurir, dll.
3. Hubungan pemasaran (market Linkages)
Hubungan pemasaran akan melibatkan bagian yang terpisah, yaitu bagian yang bertugas menjual dan mendistribusikan hasil produksi dari sebuah industri. Di dalam pengertian itu terdapat hubungan antara perusahaan yang akan membuat kemasan, para tengkulak, dan agen-agen penjualan. Hubungan tersebut sangat penting dalam rangka mendistribusikan hasil produksi sampai kepada konsumen akhir.
2. Sebab Terjadinya Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri dilakukan dengan berbagai sebab, antara lain:
a. Adanya persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
b. Melaksanakan segala bentuk efisiensi di dalam penyelenggaraan industri
c. Untuk meningkatkan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
d. Untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan industri
e. Untuk mempermudah kontrol dalam hubungan tenaga kerja, bahan baku, dan pemasaran
f. Tenaga kerja tersedia banyak dan banyak yang memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik dibanding di luar daerah tersebut.
g. Industri lain mendekati sumber bahan untuk aktifitas produksi yang dihasilkan oleh industri yang sudah ada untuk saling menunjang satu sama lain.
h. Untuk menyongsong dan mempersiapkan perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik yang dimulai tahun 2020
i. Melakukan pemerataan lokasi industri sesuai dengan jumlah secara tepat dan berdaya guna serta menyediakan fasilitas kegiatan industri yang berwawasan lingkungan
3. Tujuan Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri dilakukan dengan tujuan agar dapat menekan biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
4. Pengertian Deglomerasi Industri
Deglomerasi adalah suatu kecenderungan Industri untuk memilih lokasi usaha yang terpisah dari kelompok lokasi Industri lain.
Beberapa sebab yang memicu terjadinya deglomerasi :
a. Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat industri
b. Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak dipakai untuk perumahan dan kantor pemerintah.
c. Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat.
d. Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan upah buruh masih rendah.
E. Keterikatan sarana
transportasi dengan algomerasi Industri
Semua industri berharap dapat memperoleh
keuntungan yang tinggi dari proses produksinya. Proses industri dapat berlanjut
terus tanpa adanya masalah baik dari komponen-komponen produksi(bahan mentah,
modal, sumber air, tenaga kerja, sumber energi, angkutan, pemasaran, teknologi,
dan iklim) maupun gangguan secara fisis serta sosial budaya yang datang dari
masyarakat sekitar lokasi industri. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengurangi
biaya produksi terjadi pemusatan atau aglomerasi yang sejenis. Aglomerasi
artinya pengumpulan atau pemusatan di lokasi atau kawasan tertentu sehingga
aglomerasi industri dapat di artikan sebagai pengumpulan atau pemusatan
industri-industri di suatu kawasan tertentu. Misalnya kawasab industri tekstil
di kota Bandung, kawasan industri di Pulo Gadung, Jakarta dan sebagainya.
Transportasi secara sederhana dapat di
artikan sebagai pergerakan manusia dan barang daari satu tempat ke tempat yang
lain. Transportasi merupakan fasilitas yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat untuk mengerakkan orang-orang, barang, atau jenis lainya, yang dia
anggap berharga oleh suatu masyarakat, dari satu tempat ke tempat lainya.
Transportasi ini adalah sarana yang sangat penting, unutk terpenuhinya berbagai
kebutuhan masyarakat dengan baik.
Keberadaan transportasi erta kaitannya
dengan keadaan penduduk. Semakin banyak manusia, semakin banyak barang dan
orang untuk bergerak sehingga semakin padat pula jaringan transportasi. Oieh
karena itu, jaringan treansportasi di perdesaan lebih jrang di bandingkan
dengan kota.
Transportasi dapat timbul karena
kepentingan ekonomi, yaitu unutk memenuhi kebutuhan barnag dan jasa, dapat juga
kepentingan non ekonomi seperi rekreasi, militer, dan sosial. Secara ekonomi,
peranan transportasi timbul karena adanya :
1)
Distribusi sumber daya alam tidak
merata.
2)
Distribusi Penduduk tidak sama
3)
Distribusi perkembangan teknologi, dan
4)
Distribusi pendapatan penduduk dalam
ruang.
Dalam
industri, tranportsi di butuhkan untuk memperlancar kegiatan seperti berikut :
1)
Angkutan bahan baku atau mentah bagi
kegiatan industri
2)
Angkutan bagi tenaga kerja dari lokasi
industri ke tempat pemukiman
3)
Angkutan bahan yang sudah di proses
unutk di angkut ke tempat pemasaran.
Demi
kelancaran industri tersebut, maka penyediaan sarana dan prsarana angkutan
bahan mentah atau bahan baku dan tenaga kerja akan tersedia secara lengkap.
Aglomerasi industri, sarana dan prasarana transportasi, serpi jalan raya, jalan
kerta api, dan alat angkunya akan tersedia karena sarana dan prasarana merupaka
faktor utama pembangunan industri.
Aktivitas
ekonomi erat kaitannya dengan transportasi. Sarana dan prasarana tranportasi
yang baik akan memudahkan pengangkutan barang dari satu daerah ke daerah lain,
pertukaran barang ini tentu ny a akan meningkatkan keuntungan. Adanya
transportasi memungkinya hubungan antar daerah hubungan antar hinperland, dan
menimbulkan dampak tehadap sosial ekonomi, penduduk dan penggunaan lahan.
Industri
bertujuan untuk memperluas dan pemerataan kesempatan bekerja dan berusaha,
terjadinya aglomerasi tidak sesuai untuk tujuan ini, karena industri
mengelompokkan di kawasan-kawasan tertentu sehingga akan mengurangi kesempatan
bekerja dari daerah lain. Akan tetapi, aglomerasi industri memberikan
keuntungan yaitu dapat menekan biaya produksi. Biaya ini dapat ditekan apabila
jaringan transportasi ( darat, laut, dan udara) yang dibuthkan tersedia dengan
baik. Transportasi dibutuhkan untuk mengangkut bahan baku ke tempat proses produksi
dan mengankut produk ke tempat pemasaran.
Transportasi juga digunakan untuk mengangkut tenaga kerja dari dan ke
tempat kerja industri.
F. Manfaat peta dalam
menganalisa lokasi Industri
Dalam bidang industri, peta dapat
dimanfaatkan untuk menentukan lokasi industri. Dalam penentuan lokasi industri
harus memperhatikan aspek bahan baku, tenaga kerja, dan jaringan transportasi
(jalan) untuk proses pemasaran. Peta-peta yang dapat digunakan untuk
menganalisis lokasi industri yang strategis berdasarkan aspek bahan baku,
tenaga kerja, dan jaringan jalan, antara lain peta geologi, peta persebaran
sumber daya alam, peta kepadatan penduduk, dan peta jaringan jalan.
Apabila peta-peta tersebut telah
terkumpul, langkah selanjutnya adalah tumpang susunkan peta persebaran sumber
daya alam, peta kepadatan penduduk, dan peta jaringan jalan. Hasil tumpang
susun peta-peta tersebut akan menghasilkan peta baru yang dapat menunjukkan
lokasi industri yang strategis baik dari aspek bahan baku, tenaga kerja, maupun
jaringan jalan.
Contah dari manfaat peta yang di
gunakan untuk analisa lokasi indstri adalah :
Jika kita perhatikan peta tematik
yang mengambarkan lokasi pulau papua, kita akan mendapatkan informasi adanya
sebuah pabrik atau industri tambang emas dan tembaga di tengah hutan papua.
Perusahaan tersebut tentu saja telah melakukan perhitungan tertentu sehingga
memutuskan untuk membangun industri di tengah
hutan. Padahal untuk kegiatanindustrinya tentu saja perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya yang sangat besar
untuk membangun perlengkapan antara lain transportasi, pembebasan lahan
danperumahan tenaga kerja.
Kita dapat menganalisis atas lokasi
pertambangan emas di tengah hutan papua tersebut antara lain berikut ini :
1.
Biaya
produksi akan jauh lebih mahal jika tanah yang mengandung emas dan tembaga
diangkut dan didulang di tempat yang lebih maju. Selain mengeluarkan biaya
pengangkutan bahan mentah, perusahaan tersebut
juga harus mengeluarkan biaya untuk mengelolah dan membuang limbah sisa
produksinya.
2.
Sumber
energi pengerak mesin industriberupa gas dan cair sangat memerlukan penanganan
yang khusus dalam pemindahan dan transportasinya.
G. Manfaat peta dalam menganalisa lokasi pertanian
Dalam bidang pertanian, peta dapat
dimanfaatkan untuk menentukan jenis tanaman yang cocok ditanam di lahan
pertanian. Untuk menentukan jenis tanaman yang cocok ditanam di daerah tertentu
harus memerhatikan aspek curah hujan, jenis tanah, dan kemiringan lereng.
Adapun peta-peta yang digunakan untuk menentukan jenis tanaman yang cocok di lokasi
tertentu, antara lain peta curah hujan, peta jenis tanah, dan peta kemiringan
lereng. Peta-peta tersebut dapat diperoleh dari instansi-instansi terkait,
seperti Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen Geologi dan
Sumber Daya Mineral, dan departemen lain yang terkait.
Apabila peta-peta tersebut telah
terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu overlay peta (tumpang susun peta).
Peta curah hujan, jenis tanah dan kemiringan lereng ditumpangsusunkan sehingga
menghasilkan peta yang baru yang dapat menentukan jenis tanaman tertentu yang
cocok ditanam di lahan pertanian tersebut. Penentuan jenis tanaman sangat
penting sekali karena berpengaruh terhadap tingkat produktivitas hasil
pertanian dan tingkat kesejahteraan petani.
Jika kita perhatikan peta umum, peta
topografi, atau peta tematik tertentu., maka simbol warna sangat dominan untuk
mengetahui kondisi geografis suatu wilayah. Di dalam peta umum, warna hijau
dengan tingkat gradasinya mengambrakan daerah dataran rendah danwarna biru
melambangkan wilayah perairan yang meliputi sungai, rawa, danau ( waduk ) dan
laut. Sedangkan pada peta tematik tertentu, warna hijau dapat melambangkan
vegetasi penutup lahan.
Sebagai contoh jika kita perhatikan
peta Jawa Barat, lebih detailnya lagi adalah kawasan yang meliputi 2 kabupaten
yaitu Bogor dan Cianjur terdapat lokasi
perkebunan teh. Kita ketahui bahwa teh
hanya dapat hidup dalamketinggian tertentu dan secara kebetulan kawasan puncak
merupakan daerah lereng dari sebuah gunung yang cocok untuk tanaman teh. Karena
merupakan lereng gunung, dapat dipastikan kawasan tersebut terdapat sumber air
yang melimpah melalui aliran sungai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca, silahkan tulis komentarmu di sini :) Saya akan sangat senang untuk meresponnya