22/01/13

Industri


      Materi kelas 3 SMA. Dulunya ini tugas kelompok saya, mau saya hapus rasanya sayang juga padahal sudah rangkum susah payah. Jadi, saya bagikan saja di sini siapa tahu ada yang memerlukan. Perlu dicatat, jujur saja rangkuman ini perlu dicek ulang karena waktu yang singkat memaksa saya dan kelompok mengerjakan seadanya.

A.   Pengertian industri

1.      Definisi Industri
Industri adalah
suatu kegiatan memproses untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.

2.      Tujuan pembangunan Industri
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
c. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan Iptek
d. Meningkatkan  produktivitas kerja masyarakat indonesia
e. Memperluas pemerataan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
f. Meningkatkan pendapatan negara melalui peningkatan ekspor hasil industri ke luar negeri
g. Memperkuat stabilitas nasional Hankamnas dalam rangka memperkokoh ketahan nasional.



4.      Faktor penghambat.
1. Kekurangan modal kerja
2. Terbatasnya tenaga kerja yang terampil dan ahli
3. Pemasaran hasil industri yang kurang lancar
4. Kualitas barang rendah.
5. Infrastruktur kurang memadai
6. Komponen bahan baku masih tergantung negara lain
7. Sikap mental ,asyarakat menyukai produk luar negeri
8. Adanya iklim usaha yang tidak sehat dan terjadi monopoli.


5.      Industri-industri penting di Indonesia
1.                   Industri Pertanian
Industri pertanian merupakan industri yang banyak di anggap orang sebagai industri yang kuno dan tidak menguntungkan, namun industri pertanian justru menjadi industri yang penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri pertanian yang menghasilakn bahan pokok bagi kebutuhan pokok manusia.
Indonesia memiliki prospek yang memadai bila industri pertanian ini di kembangkan. Karena negeri ini memiliki modal utama yaitu kekayaan sumber daya alam. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar

2.                Industri rokok
Industri rokok di tanah air tetap merupakan sebuah industri yang eksotis dengan jumlah perokok terbesar nomer tiga di dunia setelah China dan India. Kian tahun juga makin banyak perokok belia yang dengan mudah terseret dalam pusaran asap yang terus menari-nari.

6.      Dampak positif
1. Terpenuhnya kebutuhan masyarakat oleh hasil industri dalam negeri
2. Industri turut meningkatkan devisa bagi negara
3. Pembangunan industri berarti membutuhkan tenaga kerja yang mengurangi   pengangguran
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat
5. Memungkinkan pendapatan masyarakat
6. Mendorong masyarakat berfikir lebih maju dan konomis
7. Memudahkan usia perkawinan generasi muda.

7.     Dampak negatif.
1. Menyempitnya luas lahan pertanian yang subur karena pembangunan industri memerlukan lahan yang cukup luas,baik untuk mendirikan industri,maupun untuk prasarana lain,seperti perumahan
2. Industri menyebabkan terjadinya pencemaran,terutama pencemaran udara,air,tanah,dan suara.limbah industry yang tidak melalui pengolahan lebih dulu akan merugikan kesehatan dan mata pencaharian petani di sekitarnya
3. Timbulnya sikap dan perilaku hidup yamg lebih menyukai buatan luar negeri
4. Terjadinya urbanisasi yang meningkat di kota-kota
5. Tumbuhnya perilaku konsumerisme dalam masyarakat dan gaya hidup yang boros
6. Pengaruh terhadap perubahan adat istiadat/norma yang berlaku pada semua masyarakat.

B. Klasifikasi industri berdasarkan:
1. Jumlah tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
b. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
c. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
2. Produktifitas perorangan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri tersier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
3. Modal dan penggunaan tenaga kerja
1. Industri padat modal, adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar
Untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.  
2. Industri padat karya, adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga
kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
4. Tahapan produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler
5. Pengelolaan
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
6. Asal modal
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.

7. Hasil produksi
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.
8.  Jenisnya menurut pemerintah RI
Pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
 a. Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
  b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga.
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.



  c. Aneka Industri (AI)
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.
  d. Industri Kecil (IK)
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
9. Lokasi
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

C.     Lokasi industri
Pemilihan dan penentuan lokasi industri yang akan didirikan memiliki arti yang sangat penting dalam menyediakan kebutuhan penduduk karena sangat mempengaruhi kelangsungan proses kegiatan yang bersangkutan.Penentuan lokasi harus strategis karena semakin strategis suatu tempat untuk kegiatan industri berarti akan semakin besar peluang untuk meraih keuntungan dan kelanjutan suatu industri. Pemilihan dan penentuann suatu lokasi adalah untuk memperbesar tingkat pendapatan dan mengurangi biaya produksi sehingga akan diperoleh keuntungan maksimal.


1.      Tujuan penentuan lokasi:
Untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih pangsa pasar yang lebih luas.

2.      Lokasi Industri berdasarkan bahan baku (Raw Material Oriented Industry):
Industri berorientasi pada bahan baku adalah sebuah indutri yang didirikan di sekitar lokasi terdapatnya bahan baku bagi industri tersebut. Industri jenis ini umumnya adalah industri primer dari bidang pertanian adan pertambangan. Kedua industri tersebut mengolah bahan baku di tempat tersedianya bahan baku.
Sebuah industri dapat berorientasi pada bahan baku antara lain karena hal-hal berikut ini:
-                 Memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk mengangkut bahan baku daripada untuk mengangkut produk hasil industri.
-                 Berat bahan baku lebih besar daripada berat barang hasil produksi.
-                 Bahan baku yang digunakan mudah rusak sehingga sangat beresiko jiak harus diangkut terlebih dahulu.

3.      Lokasi Industri berdasarkan pasar ( Market Oriented Industry):
Industri yang beriorientasi pada pasar adalah industri yang didirikan dekat dengan konsumen sebagai pelanggan hasil produksi. Namun, istilah dekat dengan pasar bukan semata-mata berarti jaraknya harus dekat dengan pasar, melainkan maksudnya adalah memiliki akses yang mudah, murah , dan cepat sampai ke konsumen karena tersedianya sarana transportasi yang memadai. Sebuah industri berorientasi pada pasar antara lain karena hal-hal berikut ini:
-          Produk hasil industri memerlukan daerah pasar yang sangat luas.
-          Memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk mengangkut produk hasil industri daripada mengangkut bahan baku.
-          Produk hasil industri mudah rusak sehingga sangat beresiko jika harus diangkut terlebih dahulu.

4.      Lokasi Industri berdasarkan Sumber tenaga (Energy Resources Oriented Industry):
Kegiatan industri sangat membutuhkan tenaga / energi untuk menggerakkan mesin-mesin produksi, misalnya: kayu bakar, batubara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan tenaga atom/nuklir. Suatu industri yang banyak membutuhkan energi, umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi tersebut.

5.      Lokasi Industri berdasarkan tenaga kerja (Labour Oriented Industry):
-          Industri yang berorientasi pada tenaga kerja adalah sebuah industri yang didirikan di tempat-tempat yang banyak penduduknya, misalnya industri kecil.Sebuah industri berorientasi pada tenaga kerja antara lain karena hal-hal berikut ini:
-          Pengolahan produk lebih mengandalkan tenaga manusia.
-          Industri membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak dan murah.
-          Industri banyak membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan.````

6.      Lokasi industri berdasarkan biaya angkutan:
Pemilihan dan penentuan lokasi industri sebaiknya didirikan di daerah yang memiliki transportasi baik, mudah , dan lancar sehingga tidak mengganggu pemasaran produk industri maupun pengangkutan bahan mentah. Dengan angkutan yang lancar akan memudahkan mengembangkan industri.
`                                                                                                                                                    
7.      Lokasi industri berdasarkan peraturan dan lingkungan:
Untuk meghindari dampak sosial-ekonomi dan lingkungan dari industri yang cukup besar,penentuan lokasi industri juga harus memperhatikan aturan dan lingkungan.  Pada satu sisi, keberadaan industri mampu menyerap tenaga kerja yang besar dan meningkatkan pendapatan masyarakat tetapi pada sisi lain industri juga menimbulkan pencemaran dari berbagai jenis limbah yang dibuangnya.Limbah-limbah tersebut mencemari air permukaan dan air tanah serta udara dan tanah. Sehingga akan menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan manusia.Secara sosial , industri juga mampu menarik masyarakat dari daerah lainnya untuk bekerja dan tinggal di sekitar lokasi industri, sehingga terjadi konsentrasi penduduk dan pemukiman dengan berbagai dampak sosialnya seperti konflik antara penduduk asli dan pendatang, kriminalitas dll.
Menyadari dampak tersebut pemerintah menyusun berbagai ketentuan terkait dengan lokasi industri:
§     Setiap industri wajib memiliki izin lokasi pendirian usaha / kegiatan.
§     Penentuan lokasi industri harus memperhatikan tata ruang yang sudah disusun oleh pemerintah.
§     Setiap daerah yang sudah memiliki tata ruangnya masing-masing, termasuk zonafikasi untuk industri, sehingga tidak diperbolehkan membangun industri tertentu di wilayah yang diperuntukkan bagi pemukiman dan pendidikan.
§  Penentuan lokasi industri harus memperhatikan pendapat masyarakat, sehingga tidak menimbulkan pertentangan pada kemudian hari.

8.      Lokasi industri berdasarkan Weber:
Seorang ahli ekonomi Jerman ,Alfred Weber mengemukakan teorinya tentang lokasi industri berhubungan dengan least cost location. Teori Weber pada intinya menyatakan bahwa lokasi-lokasi industri dipilihkan di tempat-tempat yang memerlukan biaya yang paling minimal.Guna memperoleh lokasi industri tersebut Weber mengemukakan 6 kondisi :
§  Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Khusus penduduk berhubungan dengan keterampilan dan penguasaan keterampilan serta pemerintahan.
§  Sumber daya / bahan mentah. Tidak semua jenis SDA terdapat di setiap tempat. Sebagai contoh ,pasir dan air terdapat di tempat-tempat tertentu saja.
§  Upah tenaga kerja. Ada upah yang merupakan hasil dari persaingan antar penduduk.
§  Biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi bergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut/dipindahkan, serta jarak antara terdapatnya bahan mentah dan lokasi pabrik.
§  Terdapatnya kompetensi antarindividu. Setiap industri selalu melakukan persaingan terutama untuk memperoleh pasar yang lebih besar.
§  Manusia selalu berpikir  rasional.Manusia selalu menggunakan akal dan pikirannya untuk bertindak, termasuk dalam pengembangan industri.
§   
D. Aglomerasi Industri
1. Pengertian Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri adalah pengumpulan atau pemusatan industri-industri di suatu kawasan tertentu. Aglomerasi bisa dibagi mencadi dua macam, yaitu aglomerasi primer di mana perusahaan yang baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan lama, dan aglomerasi sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan yang lama.
Salah satu keuntungan dengan adanya aglomerasi industri adalah menghemat biaya produksi karena dapat terjadinya hubungan fungsional antara pabrik/industri yang ada di lokasi tersebut. Hubungan fungsional itu terjadi karena ada beberapa industri yang belum mampu memenuhi seluruh kebutuhannya secara mandiri.
Secara umum ada tiga macam hubungan fungsional antar industri, yaitu:
1. Hubungan produksi (Production Linkages)
Di dalam hubungan ini terdapat barang-barang yang bergerak dari perusahaan ke perusahaan lain sebagai proses rangkaian industri. Contohnya industri susu akan menyalurkan sebagian produksinya ke industri minuman yogurt atau industri kain akan menyalurkan sebagian produksinya untuk industri pakaian jadi.
2. Hubungan pelayanan (Service Lingkage)
Pada dasarnya sebuah perusahaan tidak akan mampu mencukupi kebutuhuannya sendiri. Salah satu dari kebutuhan yang diperlukan oleh suatu perusahaan adalah hubungan pelayanan dari perusahaan lain, misalnya dalam hal jasa cleaning service, penyediaan makanan, kurir, dll.
3. Hubungan pemasaran (market Linkages)
Hubungan pemasaran akan melibatkan bagian yang terpisah, yaitu bagian yang bertugas menjual dan mendistribusikan hasil produksi dari sebuah industri. Di dalam pengertian itu terdapat hubungan antara perusahaan yang akan membuat kemasan, para tengkulak, dan agen-agen penjualan. Hubungan tersebut sangat penting dalam rangka mendistribusikan hasil produksi sampai kepada konsumen akhir.

2. Sebab Terjadinya Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri dilakukan dengan berbagai sebab, antara lain:
a. Adanya persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
b. Melaksanakan segala bentuk efisiensi di dalam penyelenggaraan industri
c. Untuk meningkatkan produktivitas hasil industri dan mutu produksi
d. Untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan industri
e. Untuk mempermudah kontrol dalam hubungan tenaga kerja, bahan baku, dan pemasaran
f. Tenaga kerja tersedia banyak dan banyak yang memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik dibanding di luar daerah tersebut.
g. Industri lain mendekati sumber bahan untuk aktifitas produksi yang dihasilkan oleh industri yang sudah ada untuk saling menunjang satu sama lain.
h. Untuk menyongsong dan mempersiapkan perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik yang dimulai tahun 2020
i. Melakukan pemerataan lokasi industri sesuai dengan jumlah secara tepat dan berdaya guna serta menyediakan fasilitas kegiatan industri yang berwawasan lingkungan

3. Tujuan Aglomerasi Industri
Aglomerasi industri dilakukan dengan tujuan agar dapat menekan biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

4. Pengertian Deglomerasi Industri
Deglomerasi adalah suatu kecenderungan Industri untuk memilih lokasi usaha yang terpisah dari kelompok lokasi Industri lain.
Beberapa sebab yang memicu terjadinya deglomerasi :
a. Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat industri
b. Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak dipakai untuk perumahan dan kantor pemerintah.
c. Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat.
d. Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan upah buruh masih rendah.

E. Keterikatan sarana transportasi dengan algomerasi Industri
      Semua industri berharap dapat memperoleh keuntungan yang tinggi dari proses produksinya. Proses industri dapat berlanjut terus tanpa adanya masalah baik dari komponen-komponen produksi(bahan mentah, modal, sumber air, tenaga kerja, sumber energi, angkutan, pemasaran, teknologi, dan iklim) maupun gangguan secara fisis serta sosial budaya yang datang dari masyarakat sekitar lokasi industri. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengurangi biaya produksi terjadi pemusatan atau aglomerasi yang sejenis. Aglomerasi artinya pengumpulan atau pemusatan di lokasi atau kawasan tertentu sehingga aglomerasi industri dapat di artikan sebagai pengumpulan atau pemusatan industri-industri di suatu kawasan tertentu. Misalnya kawasab industri tekstil di kota Bandung, kawasan industri di Pulo Gadung, Jakarta dan sebagainya.
      Transportasi secara sederhana dapat di artikan sebagai pergerakan manusia dan barang daari satu tempat ke tempat yang lain. Transportasi merupakan fasilitas yang memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mengerakkan orang-orang, barang, atau jenis lainya, yang dia anggap berharga oleh suatu masyarakat, dari satu tempat ke tempat lainya. Transportasi ini adalah sarana yang sangat penting, unutk terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat dengan baik.
      Keberadaan transportasi erta kaitannya dengan keadaan penduduk. Semakin banyak manusia, semakin banyak barang dan orang untuk bergerak sehingga semakin padat pula jaringan transportasi. Oieh karena itu, jaringan treansportasi di perdesaan lebih jrang di bandingkan dengan kota.
      Transportasi dapat timbul karena kepentingan ekonomi, yaitu unutk memenuhi kebutuhan barnag dan jasa, dapat juga kepentingan non ekonomi seperi rekreasi, militer, dan sosial. Secara ekonomi, peranan transportasi timbul karena adanya :
1)                  Distribusi sumber daya alam tidak merata.
2)                  Distribusi Penduduk tidak sama
3)                  Distribusi perkembangan teknologi, dan
4)                  Distribusi pendapatan penduduk dalam ruang.
Dalam industri, tranportsi di butuhkan untuk memperlancar kegiatan seperti berikut :
1)                  Angkutan bahan baku atau mentah bagi kegiatan industri
2)                  Angkutan bagi tenaga kerja dari lokasi industri ke tempat pemukiman
3)                  Angkutan bahan yang sudah di proses unutk di angkut ke tempat pemasaran.
Demi kelancaran industri tersebut, maka penyediaan sarana dan prsarana angkutan bahan mentah atau bahan baku dan tenaga kerja akan tersedia secara lengkap. Aglomerasi industri, sarana dan prasarana transportasi, serpi jalan raya, jalan kerta api, dan alat angkunya akan tersedia karena sarana dan prasarana merupaka faktor utama pembangunan industri.
Aktivitas ekonomi erat kaitannya dengan transportasi. Sarana dan prasarana tranportasi yang baik akan memudahkan pengangkutan barang dari satu daerah ke daerah lain, pertukaran barang ini tentu ny a akan meningkatkan keuntungan. Adanya transportasi memungkinya hubungan antar daerah hubungan antar hinperland, dan menimbulkan dampak tehadap sosial ekonomi, penduduk dan penggunaan lahan.
Industri bertujuan untuk memperluas dan pemerataan kesempatan bekerja dan berusaha, terjadinya aglomerasi tidak sesuai untuk tujuan ini, karena industri mengelompokkan di kawasan-kawasan tertentu sehingga akan mengurangi kesempatan bekerja dari daerah lain. Akan tetapi, aglomerasi industri memberikan keuntungan yaitu dapat menekan biaya produksi. Biaya ini dapat ditekan apabila jaringan transportasi ( darat, laut, dan udara) yang dibuthkan tersedia dengan baik. Transportasi dibutuhkan untuk mengangkut bahan baku ke tempat proses produksi dan mengankut produk ke tempat pemasaran.  Transportasi juga digunakan untuk mengangkut tenaga kerja dari dan ke tempat kerja industri.
F. Manfaat peta dalam menganalisa lokasi Industri
Dalam bidang industri, peta dapat dimanfaatkan untuk menentukan lokasi industri. Dalam penentuan lokasi industri harus memperhatikan aspek bahan baku, tenaga kerja, dan jaringan transportasi (jalan) untuk proses pemasaran. Peta-peta yang dapat digunakan untuk menganalisis lokasi industri yang strategis berdasarkan aspek bahan baku, tenaga kerja, dan jaringan jalan, antara lain peta geologi, peta persebaran sumber daya alam, peta kepadatan penduduk, dan peta jaringan jalan.
Apabila peta-peta tersebut telah terkumpul, langkah selanjutnya adalah tumpang susunkan peta persebaran sumber daya alam, peta kepadatan penduduk, dan peta jaringan jalan. Hasil tumpang susun peta-peta tersebut akan menghasilkan peta baru yang dapat menunjukkan lokasi industri yang strategis baik dari aspek bahan baku, tenaga kerja, maupun jaringan jalan.
Contah dari manfaat peta yang di gunakan untuk analisa lokasi indstri adalah :
Jika kita perhatikan peta tematik yang mengambarkan lokasi pulau papua, kita akan mendapatkan informasi adanya sebuah pabrik atau industri tambang emas dan tembaga di tengah hutan papua. Perusahaan tersebut tentu saja telah melakukan perhitungan tertentu sehingga memutuskan untuk membangun industri di tengah  hutan. Padahal untuk kegiatanindustrinya tentu saja perusahaan tersebut  harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membangun perlengkapan antara lain transportasi, pembebasan lahan danperumahan tenaga kerja.
Kita dapat menganalisis atas lokasi pertambangan emas di tengah hutan papua tersebut antara lain berikut ini :
1.      Biaya produksi akan jauh lebih mahal jika tanah yang mengandung emas dan tembaga diangkut dan didulang di tempat yang lebih maju. Selain mengeluarkan biaya pengangkutan bahan mentah, perusahaan tersebut  juga harus mengeluarkan biaya untuk mengelolah dan membuang limbah sisa produksinya.
2.      Sumber energi pengerak mesin industriberupa gas dan cair sangat memerlukan penanganan yang khusus dalam pemindahan dan transportasinya.
G. Manfaat peta dalam menganalisa lokasi pertanian
Dalam bidang pertanian, peta dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis tanaman yang cocok ditanam di lahan pertanian. Untuk menentukan jenis tanaman yang cocok ditanam di daerah tertentu harus memerhatikan aspek curah hujan, jenis tanah, dan kemiringan lereng. Adapun peta-peta yang digunakan untuk menentukan jenis tanaman yang cocok di lokasi tertentu, antara lain peta curah hujan, peta jenis tanah, dan peta kemiringan lereng. Peta-peta tersebut dapat diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen Geologi dan Sumber Daya Mineral, dan departemen lain yang terkait.
Apabila peta-peta tersebut telah terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu overlay peta (tumpang susun peta). Peta curah hujan, jenis tanah dan kemiringan lereng ditumpangsusunkan sehingga menghasilkan peta yang baru yang dapat menentukan jenis tanaman tertentu yang cocok ditanam di lahan pertanian tersebut. Penentuan jenis tanaman sangat penting sekali karena berpengaruh terhadap tingkat produktivitas hasil pertanian dan tingkat kesejahteraan petani.
Jika kita perhatikan peta umum, peta topografi, atau peta tematik tertentu., maka simbol warna sangat dominan untuk mengetahui kondisi geografis suatu wilayah. Di dalam peta umum, warna hijau dengan tingkat gradasinya mengambrakan daerah dataran rendah danwarna biru melambangkan wilayah perairan yang meliputi sungai, rawa, danau ( waduk ) dan laut. Sedangkan pada peta tematik tertentu, warna hijau dapat melambangkan vegetasi penutup lahan.

Sebagai contoh jika kita perhatikan peta Jawa Barat, lebih detailnya lagi adalah kawasan yang meliputi 2 kabupaten yaitu Bogor dan Cianjur  terdapat lokasi perkebunan teh.  Kita ketahui bahwa teh hanya dapat hidup dalamketinggian tertentu dan secara kebetulan kawasan puncak merupakan daerah lereng dari sebuah gunung yang cocok untuk tanaman teh. Karena merupakan lereng gunung, dapat dipastikan kawasan tersebut terdapat sumber air yang melimpah melalui aliran sungai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca, silahkan tulis komentarmu di sini :) Saya akan sangat senang untuk meresponnya